Pengusaha Muda Sukses
Sabiluna-Reza Nurhilman adalah sosok Pengusaha muda sukses Indonesia yang akrab di panggil "AXL".
Berkat kegigihan dan Kerja keras serta inovasinya yang sangat populermenghantarkan
produknya menjadi sangat fenomenal dan heboh di Indonesia. Pasar
marketing yang dikembangkannya unik dan inovatif, mengikuti tren perkembanagn zaman, tidak mundur kejaman era 90-an jejaring sosial berupa twitter dimanfaatkan sebagai media
informasi untuk mempromosikan produknya.
Pengusaha muda yang sukses merupakan impian banyak remaja yang ada di
Indonesia. Semoga kisah perjalanan bisnis Reza Nurhilman bisa
menginspirasi kita semua, dan semakin membakar semangat kita untuk
berjual keras di bidang wirausaha. Yang harapan akhirnya menjadikan
terciptanya ribuan pengusaha muda yang mandiri dan mengharumkan nama
bangsa karena bisa membantu peluang pekerjaan bagi rakyat Indonesia.
Mari kita simak selengkapnya kisah perjalanan Reza Nurhilman (AXL)
untuk menjadi pengusaha muda yang sukses.
Reza Nurhilman (AXL)
Tokoh yang Sukses memanfaatkan marketing melalui media Jejaring Sosial
Biodata Owner Maicih :
1) Nama : Reza Nurhilman
2) Panggilan : Axl
3) TTL : Bandung, 29 September 1987
4) Alamat : Jl.Padaringan 40 A, Kompleks KPAD,GegerKalong,
Bandung
5) Pendidikan : SMPN 1 Cimahi 2002
SMAN 2 Bandung 2005
Univ. Kristen Maranatha , Jur Manajemen 2009
Profil Produk
1. Keripik singkong pedas ( level 3,5,10)
2. Baso Goreng
3. Gurilem
4. Seblak
Profil Bisnis
Dengan Tagline : “ For Ichiher With Love “ maicih ingin tampul dekat
dengan para penggemarnya, selalu memanjakan penggemarnya di seantero
nusantara dengan cita rasa yang berkualitas.
Awal Usaha :
·Dimulai pada pertengahan 2010
·Dengan modal 15 juta
·Produksi 50 bungkus per hari
·Varian awal yang keluar keripik dan gurilem
·Memproduksi level 1 sampai level 5
·Dipasarkan dengan cara kelililing
Maicih Masa Kini
·Membuat varian sampai level 10
·Demand konsumen sangat tinggi
·Kapasitas produksi hingga kini 2000 bungkus / hari
·Omset per bulan 800 – 900 Juta ( ± 30 jt / day )
·Memiliki 20-an jenderal as a marketer
·Pemasaran di Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, dll melalui jenderal
·Pegawai Produksi yang dimiliki 30-an
Belum genap setahun, 'keripik setan' bermerek Maicih menjadi ikon
jajanan yang fenomenal di Bandung. Bak tersihir, saat ini banyak orang
yang penasaran akan cemilan pedas yang satu ini. Sosok dibalik
kesuksesan Maicih adalah Reza Nurhilman atau yang akran disapa Axl.
Laki-laki berumur 23 tahun inilah yang menemukan resep keripik dari
seorang nenek-nenek.Axl bertemu sosok emak-emak (Nenek-nenek ) yang
memang mempunyai resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya
enak. Sosok emak-emak tersebut bukan bernama Maicih. Axl sendiri membuat
nama tersebut agar lebih nyeleneh dan mudah diingat orang. Sosok
emak-emak ini identik dengan ke-icihan. Dia pake selalu pakai ciput.
Nama aslinya bukan Mak Icih, biar nyeleneh saja jadi beri nama Maicih.
Pertemuan Axl dengan Si Emak tersebut terjadi sekitar 3 tahun lalu di
daerah Cimahi. Menurut Axl, Emak tersebut tidak menjual keripik setannya
secara komersil. Keripik hanya diproduksi saat momen-momen tertentu
saja. Sehingga pada tahun 2010.
Kunci sukses pada bisnis yang dilakukan Axl adalah terletak pada
bagaimana cara dia berfikir “out of the box” . hal ini ternyata ampuh
dilakukannya terbukti dengan usaha yang ia jalani sekarang sangat
menjadi bahan perbincangan di kalangan anak muda. Orang penasaran ingin
mencoba apa itu maicih, yang digembar-gemborkan orang di twitter. Axl
suskses karena berkat ketekunan dan keyakinan nya akan bisnis yang ia
jalankan. Menjadi sukses adalah kewajiban dan hak setiap orang. Suskes
tidak mungkin datang sendiri , tetapi melalui sebuah perjuangan yang
gigih pantang menyerah. Suatu kegagalan itu adalah sangat wajar , orang
mengalami kegagalan belum berarti dia menjadi orang yang gagal total,
namun sesungguhnya ada hikmah dibalik semua itu yaitu Keberhasilan.
Strategi Pemasaran
Ini merupakan titik berhasilnya maicih dimana dilakukan dengan strategi
pemasaran yang out of the box. Axl memanfaatkan kecanggihan teknologi
masa kini yaitu dengan media twitter dan Facebook. Axl sengaja membuatn
produknya eksklusif agar orang penasaran. Dia tidak membuka toko seperti
layaknya kebanyakan penjual, namun dijual dengan memanfaatkan media
twitter sebagai informasi lokasi dimana para Jenderal ( agen ) maicih
mangkal menjajakan dagangannya.
Pemasaran produk ini berbeda dengan kudapan unik kota Bandung lainnya.
Calon pelanggan hanya bisa mengetahui dimana Maicih gentayangan tiap
harinya melalui situs microblogging Twitter. Tiap hari @InfoMaicih akan
memberi kabar di mana produk Maicih bisa didapatkan. Tim pemasaran
Maicih yang disebut sebagai Jenderal, akan menjual produk Maicih di
lokasi-lokasi tertentu. Mulai dari kampus, kantor atau tempat keramaian
lainnya. Pendek kata, tak ada yang abadi sebagai tempat membeli produk
Maicih. Mereka selalu mobile sesuai posisi para jenderal. Cara pemasaran
yang cukup unik ini terbukti mendongkrak nama Maicih di jagat twitter.
Banyak yang penasaran seperti apa produk Maicih gara-gara membaca
kicauan pengguna Twitter yang bersliweran tiap saat. Dan biasanya
mereka yang sudah merasakan kripik setan Maicih pastinya bakal
tericih-icih alias kepedasan.
Yang membuat pemasaran produk ini berbeda dengan produk produk lainnya
Twitter Ma Icih bambangworld.blogspot.com
. Hanya dengan berkampanye lewat social media twitter, Maicih, merek
keripik pedas asal Bandung, berhasil menaklukkan hati para Icihers.
Bahkan, tak sedikit dari mereka yang ingin naik kelas menjadi “Jendral”
Maicih. Efeknya, baru satu setengah tahun, omzet Maicih menembus Rp 7
miliar per bulan. Bagaimana cara Republik Maicih membuat kalangan anak
muda urban di Tanah Air bisa “tericih-icih”?
Siapa sih yang gak kenal kenal dengan Maicih? Itu loh, keripik pedas
asal Bandung yang sekarang sedang happening dan tengah “digilai-gilai”
kaum muda. “Gak gaul kalau belum tahu dan nyoba Maicih sampai
tericih-icih (tergila-gila—red),” demikian diungkapkan para icihers,
sebutan untuk para penggemar keripik Maicih. Ruar biasa memang. Dalam
seminggu terakhir misalnya, tak kurang 3800 percakapan di Twitter
membicarakan Maicih.
Ya, salah satu yang membuat unik dari Maicih adalah sebutan atau istilah
yang dilemparkan manajemen Maicih ketika berkomunikasi dengan para
calon konsumen dan pelanggannya melalui Twitter. Ada “Emak” (nenek)
untuk pembuat keripik Maicih dan “Cucu” untuk konsumennya. Kemudian, ada
“Jendral” untuk reseller-nya, “Icihers” sebutan gaul penggemar Maicih,
“Republik Maicih” untuk manajemen, hingga istilah “tericih-icih” untuk
menggambarkan ketagihan akan pedasnya Maicih.
Sejak diluncurkan akhir Juni 2010 lalu, keripik Maicih memang menjadi
salah satu hot isu dan fenomenal di kalangan anak muda urban, terutama
para peselancar dunia maya. Maklum saja, cara memasarkan keripik Maicih
memang beda dengan keripik pedas lainnya—yang notabene sudah lebih dulu
beredar di Bandung. “Awalnya kami memasarkan tiga varian Maicih,
keripik, seblak, dan gurilem, lewat jaringan pertemanan dan
kekeluargaan,” cerita Reza Nurhilman, pemilik sekaligus President
Keripik Maicih yang akrab disapa Axl (baca: Axel).
Melalui jaringan kekerabatan, Axl mencoba menciptakan isu atau word of
mouth (WOM). Salah satunya, dengan tingkat kepedasan keripik. “Keripik
yang kami jajakan memiliki tingkat kepedasan yang berbeda. Mulai dari
level satu sampai lima, dan langsung ke level 10 yang tingkat pedasnya
paling tinggi,” lanjutnya.
Walhasil, dengan diferensiasi seperti itu, produk pun direspon positif
oleh lingkar kekerabatan Axl. Mereka pun tak segan-segan meng-endorse
keripik Maicih lewat kicauan mereka di akun twitter masing-masing. Dua
bulan berjalan, permintaan untuk level tiga dan lima melonjak tajam.
Oleh karena itu, produksi keripik pun lebih diperbanyak untuk dua level
tersebut.
Melihat efektivitas kicauan teman-temannya di dunia maya, maka Axl pun
memutuskan untuk fokus hanya berkomunikasi lewat twitter @infomaicih,
facebook #maicih, dan situs www.maicih.co.id. Diterangkan Axl, jumlah
follower Maicih saat ini sudah mencapai lebih dari 354 ribu, sedangkan
jumlah fanpage mencapai 49.000-an.
Untuk itu, jangan harap Anda akan menemukan gerai fisik Maicih. “Kami
memang sengaja tidak membangun gerai fisik. Dari sisi biaya
operasionalnya sangat tinggi. Dan yang terpenting, gerai fisik tidak
mampu menciptakan interaksi antara brand Maicih dengan konsumen,” ungkap
Axl beralasan.
Lantas, bagaimana cara Maicih dikomunikasikan dan dijajakan? Rupanya,
Maicih punya sederet “jendral”—sebutan untuk pasukan penjual atau
reseller Maicih. Jendral tersebutlah yang bertugas berkicau di akun
twitter mereka masing-masing tentang lokasi-lokasi mana saja yang bakal
disambangi mobil yang membawa keripik Maicih untuk dijajakan. Dan, tiap
harinya lokasi yang disambangi berpindah-pindah, alias nomaden.
Konsep jualan nomaden itu rupanya justru menggelitik rasa penasaran
sekaligus memicu antusiasme konsumen. Dampaknya, tak sedikit anak-anak
muda justru menunggu-nunggu kicauan dari para jendral Maicih plus
berharap lokasi kampus atau rumah mereka bisa disambangi mobil Maicih.
Melalui konsep nomaden itu, urai Axl, “Kami ingin mencapai misi pertama
kami, yaitu menciptakan gengsi di dalam diri konsumen kalau bisa
mengkonsumsi Maicih. Bahkan, punya gengsi jika bisa menjadi icihers.”
Itu artinya, jika belum tahu dan mencoba Maicih, boleh dibilang mereka
belum masuk kategori “bergaul”.
Kini, misi berikut dari Axl dan kawan-kawan adalah menciptakan gengsi
profesi seorang jendral. Menjadi seorang jendral Maicih jelas tidak
mudah. Seleksi dilakukan sangat ketat. “Ada tiga batch yang kami
tawarkan kepada para calon jendral,” imbuhnya. Ketiga batch itu
dibedakan berdasarkan pembelanjaan keripik Maicih.
Untuk batch pertama, nilai pembelanjaan para jendral minimal Rp 5 juta
per minggunya. Batch dua, nilai pembelanjaan produk Maicih minimal Rp 10
juta per minggunya. Sementara batch tiga, kategori baru, nilai
pembelanjaan minimal Rp 100 juta per minggunya. “Para jendral dibebaskan
untuk berinovasi dalam memasarkan produk Maicih,” ungkap Axl.
Selain syarat pembelanjaan, yang terpenting adalah calon jendral Maicih
harus datang ke Bandung untuk interview dan mengikuti Akademi Jendral
Maicih. “Di sana, calon jendral di-training seputar team work, inovasi,
character building, dan soft skill lainnya. Pendeknya, para calon
jendral harus mampu menjadi Independent Bussiness Owner (IBO),” tegas
Axl.
Jangan heran, jika para jendral Maicih dituntut untuk inovatif
memikirkan cara-cara efektif dalam memasarkan keripik Maicih di area
mereka masing-masing. “Kami tidak men-support dana sepeser pun untuk
para jendral. Mereka sendirilah yang harus mampu membangun brand Maicih
dan memasarkannya di wilayahnya masing-masing,” ia menambahkan.
Axl mencontohkan, area Cirebon memiliki karakteristik yang berbeda
dengan wilayah Jakarta. Di Cirebon, komunikasi jauh sangat efektif
menggunakan medium radio. Maka, jendral di sana pun bekerja sama dengan
sejumlah radio lokal untuk menggelar talkshow seputar Maicih. Sementara
di Jakarta, ketika Axl diundang hadir di salah satu program Metro TV
dan Trans7, permintaan Maicih langsung booming. “Beda lagi dengan
Bekasi. Pendekatan di sana justru sifatnya harus personal,” tuturnya.
Kerja keras para jendral—yang merupakan anak-anak muda kelahiran era
80-an—itu tak percuma. Kini, Maicih sudah sampai seantero Indonesia,
dari Aceh hingga Papua. Bahkan, Maicih juga sudah menjangkau
mancanegara. Sebut saja Jepang dan Singapura. Tak mengherankan, dengan
modal awal yang hanya Rp 15 juta, kini omzet Maicih membengkak. Per
bulan, omzet Maicih—yang didapat dari pembelanjaan keripik para
jendral—sudah menembus Rp 7 miliar.
“Untuk jendral batch dua, tak sedikit pembelanjaan mereka tiap minggunya
Rp 200 juta-Rp 300 juta. Kontribusi tertinggi memang masih di kota-kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, Jogja, dan Semarang,” ia mengaku.
Lantas, berhasilkah Axl pada misi keduanya: membangun gengsi menjadi
jendral Maicih? Jawabannya, jelas berhasil. Ini dibuktikan dengan
membludaknya anak-anak muda yang ingin menjadi jendral Maicih. “Dalam
sehari, lebih dari seribu orang yang ingin mendaftar menjadi jendral
Maicih. Dan, ada dari kalangan artis muda yang sudah menjadi jendral
Maicih,” terang Axl.
Namun, Axl mengaku tidak bisa sembarangan menerima para jendral.
Lantaran, di tangan para jendral-lah reputasi dan nasib brand Maicih
digantungkan. Selain reseller, para jendral juga menjadi endorser
sekaligus talker brand Maicih. Oleh karena itu, seleksi para jendral
dilakukan sangat ketat. “Selain harus memiliki mindset Independent
Bussiness Owner dan lulus Akademi Jendral Maicih, kami lebih
mendahulukan wilayah-wilayah yang masih kosong pemain dan memiliki
potensial market,” jelasnya.
Setelah sukses dibincangkan di jejaring sosial serta diliput banyak
media elektronik, cetak, maupun online, diakui Axl, Maicih mulai
kedatangan kompetitor. Di daerah asalnya di Bandung, tak kurang dari 30
brand keripik—dengan jenis varian yang serupa—mulai agresif memasarkan
produknya.
Oleh karena itu, Axl mengaku, tidak bisa tinggal diam. Dalam waktu
dekat, tepat di awal tahun 2012, diungkapkan Axl, “Kami akan
re-packaging dan meluncurkan varian baru, seblak keju.” Jika saat ini
kemasan Maicih masih terlihat biasa, bahkan terkesan jadul (jaman
dulu—red), tahun depan akan segera berganti. Untuk re-packaging dan
peluncuran varian baru itu, saat ini Axl dan tim sedang menggodok konsep
event-nya.
Tak cukup, Republik Maicih pun akan jauh lebih agresif menjadi pembicara
di acara seminar atau workshop, menjadi narasumber di media elektronik,
cetak, maupun online, hingga menggelar program corporate social
responsibility. Bahkan, untuk menunjukkan bahwa Maicih adalah sang
pionir, tak segan-segan Republik Maicih memasang reklame Maicih di papan
bilboard akbar di wilayah Bandung.(Dwi Wulandari – Majalah
MIX-MarketingCommunications, Desember 2011)
Hasil pemasaran dari keripik “MAICIH”
Produk Maicih hasil kerja sama Reza (pemilik keripik “MAICIH”) dan
kawan-kawan bersama warga setempat. Penduduk di sebuah kampung di
Bandung, Jawa Barat, membuat kripik ini dibantu sejumlah orang. Ibu Ade,
ditunjuk Reza menjadi mitra produksi rumahan maicih. Mereka mencari
cara bagaimana mengemas jajaran kampung yang tradisional ini agar bisa
naik kelas. Berkat pemasaran yang dikemas secara professional dengan
metode gentayangan dimana pembeli yang mencari keripik, Ibu Ade
merasakan perubahan yang signifikan. Penjualan yang dahulu hanya 100
biji tapi setelah sekarang sudah bermitra dengan maicih, sehari sekarang
mencapai 2.000 per bungkus. Dalam sebulan omzet yang dikantongi bisa
mencapai Rp 800 juta sampai Rp 900 juta. Di mana sehari saja, bisa
mencapai keuntungan Rp 30 juta.
Cerita Dibalik sukses Maicih
Keripik pedas sering diidentikan dengan makanan kampung. Produk popular
ini biasanya gampang ditemukan di warung dan dijual secara eceran.
Namun, ada pula keripik pedas yang dapat dipesan melalui jejaring sosial
Twitter atau Facebook. Reza Nurhilman, menyulap keripik pedas biasa
menjadi keripik pedas yang dicari-cari oleh banyak konsumen. Dengan
brand Maicih, keripik produksi Reza sedang digandrungi oleh masyarakat
Bandung, terutama anak muda.
Nama brand Maicih diambil dari kisah masa lalu yang selalu teringat
olehnya, “Maicih itu terlahir waktu saya masih kecil. Biasanya, kalau
saya dibawa mama ke pasar, suka ada ibu-ibu tua pake ciput dengan baju
alakadarnya. Setiap belanja dia ngeluarin dompet, bonus dari toko emas
yang ada resletingnya untuk masukin receh. Mama saya bilangnya itu
dompet Maicih”.
Ungkapnya.Beberapa tahun lalu, ia ketemu ibu-ibu yang sosoknya
menyerupai Maicih dalam memorinya. Ibu-ibu paruh baya yang pakaiannya
tradisional membuat bumbu kripik pedas. Kemudian ia terinspirasi untuk
membuat brand Maicihdan ternyata orang lain sangat menyukainya, karena
nyeleneh dan unik.
Maicih mampu diproduksi 75 ribu bungkus per minggu. Pada semua varian
dari kripik, jeblak, gurilem. Dan, selalu habis. Ia mematok harga maicih
di daerah Bandung, keripik level 3-5, gurilam dan jeblak itu Rp11 ribu,
untuk keripik yang level 10 Rp15 ribu. Di luar Bandung, keripik level
3-5, gurilam dan jeblak Rp15 ribu, yang level 10 itu Rp18 ribu.
Memilih rasa pedas karena memberikan efek kecanduan untuk yang
mencobanya. Namun konsumen tidak perlu khawatir karena dalam komposisi
Maicih tidak memakai bahan pengawet dan bisa awet sampai delapan bulan.
Rasa pedas Maicih dari rempah pilihan dan cabai yang segar. Dan produk
ini sangat baik untuk kesehatan, fungsi jantung, dan detoksifikasi.
Keripik Maicih juga enak dimakan pakai nasi, atau dicampur di lotek, mi
rebus. Maicih lebih enak kalau dikombinasikan dengan makanan-makanan
lainnya.
Awalnya, pemasaran Maicih melalui teman-teman saja yang bertestimoni di
media sosial twitter. Kemudian ia lebih fokus untuk memasarkannya.
“Mereka yang sudah merasakan Maicih punya testimoni masing-masing. Jadi,
saya tidak usah capek-capek promosi. Dengan Twitter, promosi seperti
bola salju, terus membesar.” Ujarnya. Alasan pemasaran hanya melalui
Twitter dan Facebook. Selain gratis, promosi di Twitter bisa menjadi
gong karena kekuatan marketingnya dibuat orang-orang yang beli Maicih.
Orang yang belum tahu Maicih akan bertanya dan mereka yang nge-tweet
soal Maicih akan dengan antusias menjelaskan.
Strategi itu sukses. Keripiknya menjadi barang buruan. Konsumen harus
mengantre berjam-jam demi mendapatkan keripik superpedas itu. Bahkan,
antrean pernah memanjang hingga satu kilometer. Mereka rela mengantre
walau hujan badai. Di setiap kota juga ngantre. Sekarang
Jenderal-jenderal punya fans dan komunitasnya masing-masing.
Waktu awal-awal, ia masih memakai sistem cash on delivery (COD), ia mau
mengantar walau satu bungkus. Waktu itu Ia percaya, “Sekarang saya
ngejar-ngejar konsumen, tapi nanti suatu waktu konsumen yang
ngejar-ngejar saya.” Dan, sekarang terbukti. Karena, memang pemasaran
addicted.
Ia tidak mempunyai karyawan yang banyak, untuk segi pekerja itu sendiri
sekitar 10 orang termasuk bagian packing, masak, pembuat bumbu, dan
distribusi. Selebihnya agen, yang disebut jenderal maicih. Ia membuat
bahasa marketing dengan nuansa yang berbeda supaya lebih menarik.
Menurutnya, kalau saya sebutnya, “ya ini agen maicih,” sepertinya kurang
keren. Kalau disebut agen, seperti agen minyak dan kurang menjual.
Bukan bermaksud mendeskritkan pekerjaan diluaran sana. Disebut jenderal
agar value-nya bertambah, karena produk saya cuma keripik. Kami juga
punya menteri perhubungan, yang megang jalur distribusi dan penjualan ke
luar pulau. Ia seperti ingin membangun kerajaan sendiri.
Syarat untuk menjadi jenderal orang yang menjadi jenderal dipilih yang
memiliki intelektual baik, dan berkompeten. Dari segi SDM, kami nggak
hanya asal menerima jenderal, tetapi ada proses interview dan training.
Kualitas mereka harus yang terbaik. Jenderal bukan karyawan tapi mitra
usaha. Mereka membeli lisensi untuk izin usaha. Jadi istilahnya, mereka
adalah distributor atau agen resmi yang menjual kripik Maicih. Jadi bisa
dipertanggung jawabkan.
Karena banyak yang mengatasnamakan Maicih atau memakai nama maicih
dengan cara yang tidak baik. Banyak konsumen yang dirugikan karena
tertipu. Sementara maicih yang asli itu hanya diinfokan oleh akun
twitter @infomaicih dan yang hanya dijual oleh para jenderal.
Training jenderal seputar caracter building, knowledge, sikap, serta
bagaimana menyikapi bisnis ini ke konsumen. Karena, mereka tidak hanya
menjual keripik, tetapi juga education. Ia sendiri sering sharing
knowledge di training. Dengan mengikuti training mereka akan siap
menjadi pengusaha dari segi mental. Mereka tidak hanya jual beli putus,
tapi juga bisa dibilang independent bussiness owner (IBO). Jadi, merasa
sebagai pemilik Maicih di kotanya masing-masing. Dan setiap bulan ia dan
para jenderalnya mengevaluasi penjualannya dengan mengadakan
event-event.
Harapan kedepannya, ia ingin pemasaran tidak hanya nasional tetapi go
internasional. Sekarang sudah masuk sampai singapura dan jepang. Tetapi
masih sistem kirim, jendralnya para TKI di sana.
Anak-anak muda itu harus jauh lebih yakin. Jika ingin menekuni sesuatu
harus konsisten dan antusias. Kita harus yakin dan semangat jika kita
mempunyai cita-cita dan tujuan. Untuk menuju puncak itu memang tidak
mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi ketika kita
mengejarnya dengan yakin dan percaya, pasti akan tercapai.
Namanya berkibar di dunia maya berkat strategi pemasaran lewat jejaring
sosial Twitter. Ketenaran keripik pedas Maicih menimbulkan rasa
penasaran bagi mereka yang belum mencoba, dan rasa ketagihan bagi mereka
yang sudah. Maicih ingin mengangkat jajanan kampung untuk bisa ‘naik
kelas. Bungkus keripiknya saat itu pun masih sederhana, polos tanpa
sablonan logo. Berapa pun jumlah pesanan keripik, ia akan mengantarnya
sendiri. Awalnya, Axl memasarkan keripik pedas Maicih dengan lima level
atau tingkat kepedasan, mulai dari level 1 hingga 5. Setelah dua bulan,
tes pasar menunjukkan bahwa keripik level 3 dan 5 adalah yang paling
laris. Kini, dua level keripik itulah yang diproduksi massal.
Januari 2011, Maicih kembali berinovasi dengan menciptakan keripik
Maicih edisi spesial, level 10. Ada orang-orang yang merasa tertantang,
wah, level 5 ternyata kurang pedas dan mencari yang lebih. Berkat
inovasi marketing cerdasnya itu, kini Maicih diproduksi sekitar 2.000
bungkus per hari untuk semua varian produknya. Ia memberi harga satu
bungkus keripiknya sebesar Rp11 ribu. Axl pun ketiban rezeki, bisa
meraih keuntung an per hari antara Rp1,5 juta hingga Rp 2 juta. Tentu
saja penghasilan itu lebih besar jika dibandingkan dengan gaji pejabat
selevel menteri sekalipun. Mimpi Axl untuk terus memopulerkan Maicih pun
tak tanggung-tanggung. Pemasaran luar kota akan diprioritaskan. Karena
di Bandung sudah cukup happening, jadi kita akan ke luar kota, luar
pulau, bahkan luar negeri. Kita mengenal Sumedang dengan tahu, Bandung
dengan peuyeum. Axl ingin Bandung juga bisa dikenal sebagai kota asal
Maicih.
Pada bulan mei 2011 , tepatnya tanggal 07 mei 2011 maicih melaunching
produk terbarunya yaitu seblak, sejenis krupuk pipih pedas, dengan
varian level yang berbeda-beda. Axl akan terus melakukan inovasinya
tetapi dengan tidak meninggalkan ciri khas mengangkat camilan kelas
rendahan menjadi berkelas dan diminati orang banyak. Kemungkinan pada
masa mendatang akan muncul produk-produk lain yang lebih Inovatif lagi.
(Sumber : bambangsulistio.web.id)
Sangat luar biasa perjalanan hidup seorang bpemuda ini sehingga menjadi dia seorang pemuda indonesia yang sukses, pantang menyerah, inovatif. Saya berharap kepada seluruh pemuda indonesia untuk mengikuti jejak sosok pemuda ini.
Sobat, kita saling FOLLOW yuk? Sobat FOLLOW blog saya dulu, nanti baru deh saya FOLLOW blog sobat ;) okeh okeh, kalau udah FOLLOW blog saya sobat tinggalkan Komentar ajah pada POstingan saya ;)
ReplyDeleteThanks
iya sobat..
Deletesama..
makasih dach visit blog saya..